JIKA ENGKAU BENAR BENAR MENCINTAIKU, DATANG DAN PELUKLAH AKU SEKARANG JUGA

JIKA ANDA MENCINTAI, CINTAILAH DENGAN SIKAP TERBUKA 

 
  
Dua puluh bhikshu dan seorang bhikshuni, yang bernama Eshun,sedang berlatih meditasi pada seorang guru Zen.
 
 
 Showing Love, sumber : di sini
 
  
Eshun  kelihatan  sangat  cantik  walaupun rambutnya dicukurhabis dan  pakaiannya  sederhana.  
Beberapa  bhikshu  secaradiam-diam  jatuh  cinta  kepadanya.  
Salah seorang di antara mereka menuliskan surat cinta kepadanya, memohon agar mereka 
bertemu berduaan. 
Eshun  tidak  membalasnya.  

Pada  hari  berikutnya,  Sang Guru memberikan khotbah  kepada  kelompok  tersebut,  
dan  ketika khotbah  itu  telah  selesai,  Eshun berdiri. 
Dengan menatap pada orang yang menulis surat kepadanya, ia  berkata,  
"Jika anda  benar-benar  mencintai  saya, datang dan peluklah sayasekarang juga."          
 

 

Sumber :
Daging Zen Tulang Zen
Bunga Rampai Karya Tulis Pra-Zen dan Zen
Dikumpulkan oleh: Paul Reps
Edisi Keenam Oktober 1996
Yayasan Penerbit Karaniya 
Read more ...

DR KUSUDA DAN BUKU PINTU GERBANG YANG TIADA TERBATAS

KIKIR DALAM AJARAN

 

APAKAH ZEN ITU ?

 
Seorang  dokter  muda  di  Tokyo yang bernama Kusuda bertemu dengan teman sekolahnya 
yang telah mempelajari  Zen.  Dokter  muda itu menanyakan apakah Zen itu ? 
 
 
Zen Stone, sumber : di sini
 
"Saya  tidak  bisa  mengatakan  kepada anda apakah Zen itu," temannya menjawab, 
"Tetapi satu hal yang  pasti.  Jika  anda memahami Zen, anda tidak akan takut untuk mati."
 
"Baiklah,  "  kata  Kusuda. "Saya akan mencobanya. Dimanakah saya bisa mendapatkan seorang guru?"
 
"Pergilah   ke   Guru   Nan-in,"   temannya   memberitahukan kepadanya.
 
Oleh  sebab  itu  Kusuda  pergi menjumpai Nan-in. Ia membawa sebuah pisau belati 
yang panjangnya sembilan  setengah  inci untuk  mengetahui  apakah  guru itu takut 
akan kematian atau tidak.
 
Ketika Nan-in melihat Kusuda, ia berseru, "Hai,  teman.  Apa kabar?  
Sudah  lama kita tidak berjumpa!" Ini membuat Kusuda bingung,  lalu  ia  menjawab,   
"Kita  belum  pernah  bertemu sebelumnya."
 
"Benar,"  Nan-in  menjawab,  "Saya  kira anda adalah seorang dokter yang belajar di sini."
 
Dengan sikap pembuka yang  seperti  ini,  Kusuda  kehilangan kesempatan  untuk  menguji  Si Guru, 
sehingga dengan malu ia memohon untuk diberikan instruksi Zen.
 
 

ITULAH ZEN 

Nan-in mengatakan, "Zen bukanlah tugas yang berat. Jika anda adalah  seorang  dokter,  
perlakukanlah  pasien  anda dengan kebaikan. Itulah Zen." 
Kusuda mengundang  Nan-in  tiga  kali.  Setiap  kali  Nan-in mengatakan  hal  yang  sama,   
"Seorang  dokter  tidak  boleh memboroskan waktunya di sini. Pulanglah dan rawatlah  pasien
anda."
 
Masih  belum  jelas bagi Kusuda bagaimana ajaran seperti itu bisa menghapuskan ketakutan 
akan kematian. Oleh  sebab  itu, pada  kunjungan  keempat ia mengeluh, 
"Teman saya mengatakan bahwa  jika  mempelajari  Zen,  seseorang  akan   kehilangan
ketakutan  akan  kematian".  Setiap kali saya datang ke sini, anda menasihati saya untuk 
merawat pasien saya.  Saya  sudah tahu  hal  itu. 
Jika  inilah yang anda katakan sebagai Zen, saya tidak akan mengunjungi anda lagi."
 
Nan-in tersenyum dan menepuk dokter itu, "Saya telah terlalu ketat terhadap anda. 
Marilah saya berikan sebuah koan kepada anda." 
Ia memberikan kepada  Kusuda  sebuah  Mu  dari  Joshu untuk  dipikirkan,  
yang  merupakan  tugas  pencerah-pikiran pertama di dalam buku yang  berjudul   
"The  Gateless  Guide" (Pintu Gerbang yang tidak Berbatas).
 
Kusuda  mengggeluti  masalah  Mu  (Tiada Apa-Apa) selama dua tahun. 
Akhirnya, ia merasa  bahwa  telah  mencapai  kemajuan dalam pikiran. 
Akan tetapi, si guru berkomentar, "Anda masih belum mencapai kemajuan."
 
Kusuda melanjutkan  dengan  penuh  konsentrasi  selama  satu setengah  tahun  lagi.  
Pikirannya  menjadi  tenang. Problem terselesaikan. Tiada Apa-Apa menjadi kebenaran. 
Ia  merawat pasiennya  dengan  baik dan bahkan tanpa ia sadari, ia telah bebas dari pemikiran
tentang kehidupan dan kematian.
 
Lalu, ketika ia mengunjungi Nan-in, gurunya  yang  dulu  ini hanya tersenyum.
 
 
Sumber :
Daging ZEN Tulang ZEN
Bunga Rampai Karya Tulis Pra-Zen dan Zen
Dikumpulkan oleh: Paul Reps
Edisi Keenam Oktober 1996
Yayasan Penerbit Karaniya
Read more ...

TETSUGEN MENERBITKAN DUA SUTRA YANG TAK KELIHATAN


MENERBITKAN SUTRA


Tetsugen,  seorang  pengabdi Zen di Jepang, memutuskan untuk menerbitkan sutra, 
yang pada waktu tersebut hanya didapatkan dalam  bahasa China. 
Buku itu akan dicetak dengan balok kayu dalam bentuk edisi tujuh ribu kitab,   
suatu  pekerjaan  yang luar biasa.

Sutra Tetsugen yang kelihatan. sumber: di sini

Tetsugen  memulainya  dengan berkelana dan mengumpulkan dana untuk tujuan ini.   
Beberapa  simpatisan  memberinya  seratus keping   emas,   tetapi  kebanyakan   
di  antaranya  hanyalah kepingan uang yang kecil. 
Ia berterima  kasih  kepada  semua penyumbang  dengan  sikap  yang  sama. 
Setelah sepuluh tahun Tetsugen mempunyai uang yang cukup untuk memulai tugasnya.
Pada waktu itu, Sungai Uji banjir. Kelaparan  pun  menyusul.
Tetsugen  mempergunakan  uang  yang telah ia kumpulkan untuk membeli buku-buku 
untuk menolong orang  lain  dari  kelaparan.
Lalu, ia mengulangi lagi kegiatan mengumpulkan dana.

Beberapa  tahun kemudian epidemi menyebar di seluruh penjuru
dunia. Tetsugen sekali lagi mempergunakan  uang  yang  telah terkumpul olehnya 
untuk membantu orang-orang.


TETSUGEN BERHASIL MENERBITKAN SUTRA KETIGA

Untuk  ketiga kalinya, ia memulai lagi usahanya, dan setelah dua puluh tahun 
keinginannya  pun  tercapai.  Balok  cetakan yang  menandai edisi pertama itu bisa 
kita lihat hari ini di Vihara Obaku di Kyoto.

Orang Jepang memberitahukan kepada anak  cucu  mereka  bahwa Tetsugen  membuat
tiga  kelompok  sutra,  dan  bahwa  kedua kelompok sutra yang tidak  kelihatan 
itu  bahkan  melampaui  yang terakhir itu.


Sumber:
Daging ZEN Tulang ZEN
Bunga Rampai Karya Tulis Pra-Zen dan Zen
Dikumpulkan oleh: Paul Reps
Edisi Keenam Oktober 1996
Yayasan Penerbit Karaniya


Read more ...